Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka Nan Sakti Dan Cantik

Nyai Rambut Kasih, Ratu Majalengka Nan Sakti Dan Cantik
Dahulu kala, rakyat Majalengka dipimpin seorang ratu yang bernama Nyai Rambut Kasih atau bernama lengkap Ratu Ayu Panvidagan. 
Dia adalah ratu yang cantik rupawan dan memilih rambutnya teruai panjang. Kerajaan yang menjadi pemerintahannya bernama Sindang Kasih. 
Konon Kerajaan Sindang Kasih terkenal dengan buah yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Nama buah itu bernama Buah Maja.
Video Petilasan Nyai Rambut Kasih
Video Akses Menuju Petilasan Nyai Rambut Kasih
Nyi Rambut Kasih dikenal sebagai sosok ratu yang memerintah negerinya dengan penuh cinta, aman, damai, dan mensejahterakan kehidupan rakyatnya dengan ketulusan tanpa kepentingan apapun.
Bahkan kecantikan sang ratu tak ada bandingannya pada zamannya. 
Saking cantiknya ia memiliki kharisma yang begitu tinggi, serta kesaktiaanya yang luar biasa. 
Sehingga tak seorang pun yang sanggup menatap kemolekan wajah Nyi Rambut Kasih.
Peristiwa ini terjadi diperkirakan pada tahun 1480 (pertengahan abad XV) Mesehi, di Kelurahan Sindangkasih Kabupaten Majalengka. 
Ratu Nyai Rambut Kasih kabarnya masih keturunan Prabu Siliwangi Raja Pajajaran yang terkenal di tatar sunda. 
Kerajaan Pajajaran masih teguh memeluk Agama Hindu. 
Nyai Rambut Kasih juga masih bersaudara dengan Rarasantang, Kiansantang dan Walangsungsang.
Menurut cerita rakyat, awal mula Nyai Rambut Kasih datang ke Majalengka bermula menemui saudaranya di daerah Talaga bernama Raden Munding Sariageng suami dari Ratu Mayang Karuna yang waktu itu memerintah Kerajaan Talaga Manggung.
Ketika sampai di perbatasan Majalengka tepatnya di Talaga, ratu mendengar jika saudaranya sudah memeluk Islam. 
Sehingga ia mengurungkan niatnya menemui saudaranya. 
Malah, sang ratu singgah di Sindangkasih dan membuat pemerintahaan sendiri dengan daerahnya kekuasaan meliputi Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakanjawa, Munjul dan Cijati.
Pangeran Muhamad dan Buah Maja
Alkisah, di wilayah Cirebon kala itu dilanda penyakit yang tidak ada obatnya. 
Kesultanan Cirebon yang pada waktu itu dipimpin Syekh Sunan Gunung Djati itu berusaha semaksimal mungkin bisa mengobati penyakit rakyatnya. 
Namun hasilnya nihil.
Kemudian kanjeng sunan bermunajat kepada Allah SWT agar bisa menemukan obat tersebut. 
Dalam doa itu, kanjeng sunan mendapatkan petunjuk bahwa obat untuk mengobati rakyatnya terdapat di Kerajaan Sindang Kasih yang dipimpin oleh seorang ratu yang memiliki Pohon Maja.
Kemudian, kanjeng sunan memerintahkan putranya Pangeran Muhamad bersama istrinya Siti Armilah didampingi sebagian prajuritnya menemui penguasa Kerajaan Sindang Kasih, Ratu Nyai Rambut Kasih. 
Disamping itu, Pangeran Muhamad diperintahkan pula menyiarkan agama Islam di wilayah tersebut, yang pada waktu itu mayoritas beragama Hindu.
Dalam pengembaraanya, Pangeran Muhamad bersama istrinya, Siti Armilah mendapatkan respon positif dari rakyat Sindang Kasih. 
Hal itu ditandai dengan terus bertambahnya rakyat yang memeluk Agama Islam. 
Kabar itu terdengar oleh sang ratu dan membuatnya murka. Kemudian, sang ratu memerintahkan prajurit terbaiknya mengungkap kebenaran berita tersebut.
Alhasil, ternyata setelah diselidiki kebenaran berita itu benar adanya. 
Setelah itu, sang ratu penasaran dan ingin mengetahui sosok siapa yang mampu meluluhkan rakyatnya sehingga berpindah keyakinannya. 
Akan tetapi betapa terkejutnya sang ratu ketika melihat Pangeran Muhamad. Ia terpana akan ketampanan dan kesaktiaannya. 
Hingga akhirnya sang ratu jatuh cinta. 
Singkat cerita, Pangeran Muhamad kemudian datang menghadap Kerajaan Sindang Kasih dan bertemu dengan Ratu Nyai Rambut Kasih dengan maksud mengutarakan niatnya meminta buah Maja untuk mengobati rakyatnya. 
Di samping itu, ia pula mengajak sang ratu memeluk Agama Islam.
Keinginan pindah agama ditolak mentah-mentah. 
Sedangkan permintaan Buah Maja akan diberikan, dengan syarat Pangeran Muhamad mau menikahinya. 
Lalu, pangeran menyanggupi syarat itu, asalkan Nyai Rambut Kasih memeluk agama Islam terlebih dulu. 
Menanggapi permintaan itu, ratu menolaknya. 
Hingga akhirnya terjadi pertempuran antara Pangeran Muhamad dengan Nyai Rambut Kasih.
Saat peperangan berlangsung, Ratu Nyai Rambut Kasih terdesak dan hampir mengalami kekalahan. 
Hingga pada akhirnya, karena tak rela bila Buah Maja itu diambil, karena sebagai simbol kerajaan. 
Akhirnya sang ratu pun akhirnya menghilangkan diri, bersama buah-buah Majanya (Ngahiaang).
Melihat kenyataan itu, prajurit Pangeran Muhamad yang berasal dari Cirebon, berkata Majae langka.. Majae Langka.. (Majanya Tidak Ada)
Diduga karena pelapan yang sulit, orang sunda, menyebutnya Majalengka. 
Hingga akhirnya kisah itu menjadikan nama Kabupaten Majalengka hingga saat ini. Begitulah legenda asal usul Maja Langka menjadi Majalengka, menurut cerita rakyat dari mulut ke mulut secara turun temurun.
Kunjungi Media Sosial Kami :
Fanspage Klik : Majalengka Kota Angin
Instagram Klik : Majalengka Viral
YouTube Klik : Majalengka Raharja




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Desa Vocal Iman Sabumi

Bocah Sukamulya Berburu Jamur Jerami Sawah

Misteri Nyai Rambut Kasih Majalengka